Friday, February 19, 2016

DINAMIKA PENDUDUK


Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
B. Permasalahan

BAB II PEMBAHASAN
A.        Permasalahan kependudukan di Indonesia, dampak dan upaya mengatasinya
B         macam pertumbuhan penduduk dan faktor-faktor yang mampengaruhinya
C.        jenis-jenis migrasi dan faktor penyebabnya
D.        dampak-dampak migrasi dan upaya penanggulangannya

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 
B. Saran



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.
Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengtehaui tentang permasalaan penduduk yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.
Dan kebanyakan dari mereka tidak mau ikut campur tentang masalah kependudukan yang ada di Indonesia. Dan Indonesia pun terpuruk akibat permasalahan penduduk yang dihadapi. Dan bagaimana generasi muda mau menyikapi hal tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Permasalahan kependudukan di Indonesia, dampak dan upaya mengatasinya
2. Macam pertumbuhan penduduk dan faktor-faktor yang mampengaruhinya
3. Jenis-jenis migrasi dan faktor penyebabnya
4. Dampak-dampak migrasi dan upaya penanggulangannya








BAB II
PEMBAHASAN

A. Permasalahan Kependudukan di Indonesia, dampak dan upaya mengatasinya
Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum, masalah kependududkan berbagai negara dapat dibedakan menjadi dua,yaitu dalam hal kuantitas dan kualitas pendudukmya.
Kuantitas penduduk adalah jumlah penduduk yang menempati suatu wilayah tertentu. Kuantitas atau jumlah penduduk dapat diketahui melalui beberapa cara diantaranya melalui sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survey penduduk.
Data tentang kualitas dan kuantitas penduduk tersebut dapat diketahui melalui beberap cara, diantaranya melalui metode sensus,registrasi dan survei penduduk
1. Sensus Penduduk
Sensus adalah perhitungan jumlah penduduk, ekonomi, dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka watu tertentu, dilakuakan secara serentak, dan bersifat menyeluruh dalam suatu batas untuk kepentingan demografi negara yang bersangkutan. Pada pelaksanaannya, metode pencatatan atau sensus yang digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu metode house-holder dan metode canvasser
a. Metode Householder
Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan diserahkan kepada penduduk atau responden, sehingga penduduk diberi daftar pertanyaan untuk diisi dan akan diambil kembali beberapa waktu kemudian. Metode semacam ini hanya dapat dilakukan pada derah yang tingakat pendidikan penduduknya relatif tinggi, karena mampu memahami dan menjawab pertanyaan yang diserahkan kepada mereka.
b. Metode canvasser
Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan dilakuakan oleh petugas sensus dengan cara mendatangi dan mewawancarai penduduk atau responden secara langsung. Petugas sensus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai daftar dan penduduk yang ditatangi menjawab secara lisan sesuai dengan keadaan atau kondisi yang sebenarnya.
Adapun berdasarkan status tempat tinggal penduduknya, sensus dapat dibedakan menjadi sensus se facto dan sensus de jure
a. Sensus De Facto
Pada metide ini, pencatatan dilakukan oleh petugas pada setiap orang yang ada di daerah tersebut pada saat sensus diadakan. Metode sensus ini tidak membedakan antara penduduk asli yang mennetap ataupun penduduk yang hanya tinggal sementara waktu.
b. Sensus De Jure
Pada metode ini, pencatatan penduduk dilakukan oleh petugas hanya untuk penduduk yang secara resmi tercatat dan tinggal sebagai penduduk di daerah tersebut pada saat dilakukannya sensus, sehingga dapat dibedakan antara penduduk asli yang menetap dan penduduk yang hanya tinggal untuk sementara waktu atau yang belum terdaftar sebagai penduduk setempat. Dengan menggunakan sensus de jure, penduduk yang belum secara resmi tercatat sebagai penduduk di daerah tersebut tidak disertakan dalam perhitungan.
Di indonesia, pada umumnya sensus penduduk dilakukan dengan metode cansaver dengan mengombinasi anatar sensus de facto dengan sensus de jure. Bagi mereka yang bertempat tinggal tetap memakai cara de jure, sedangkan untuk yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah dengan cara de facto.
Sensus penduduk perlu dilakukan agar pemerintah memiliki data kependudukan yang ud to date (sesuai perkembangan zaman), sehingga pemerintah dapat :
Mengetahui perkembangan jumlah penduduk,
Mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk,
Mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk,
Mengetahui komposisi penduduk(berdasarkan jenis kelamin, tingakat pendidikan, umur, mata pencaharian, dan sebagainya),
Mengetahui arus migrasi, serta
Merencanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial sesuai dengan kondisi kependudukan daerah.


1. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah setempat mengenai data kelahiran, kematian, migrasi, dan pernikahan. Tujuan registrasi penduduk yaitu sebagai suatu catatan resmi dari peristiwa tertentu dan sebagai sumber yang berharga bagi penyusunan yang langsung dapat digunakan dalam proses perencanaan kemasyarakatan.
2. Survei Penduduk
Survei penduduk adalah penelitian ilmiah yang dilakukan hanya terhadap contoh atau sampelnya saja yang mewakili keseluruhan. Pada umumnya suevei penduduk ini dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi kusus.
Mengingat pelaksanaan sensus yang dilakukan hanya tiap 10 tahun, maka untuk memperoleh data yang up to date dengan segera, pemerintah mengadakan perhitungan penduduk di luar jadwal sensus, misalnya dengan melakukan Survai Penduduk Antarsensus (Supas) dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Jenis jenis penncatatan penduduk tersebut pada dasarnya untuk mengetahui permasalahan kependudukan dari segi Kuantitas dan kualitas penduduk.

a. Kuantitas Penduduk
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kuantitas adalah masalah kependudukan dalam hal jumlah. Permasalahan yang terkait dengan kuantitas penduduk, dampak, dan upaya penanggulangannya, secara singkat diuraikan berikut ini. 
a. Jumlah Penduduk
  Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar (mencapai 203.456.000 berdasarkan sensus penduduk tahun 2000), maka tidak heran jika Indonesia dianggap sebagai pasar yang menjanjikan bagi kalangan dunia usaha. Sebenarnya, jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Akan tetapi, hal tersebut dapat terjadi jika sumber daya manusia yang ada merupakan sumber daya manusia yang berkualitas; namun jika sumber daya manusia yang berkualitas tersebut jumlahnya terbatas, maka banyaknya jumlah penduduk merupakan kendala dalam melaksanakan pembangunan. Hal ini dikarenakan tingginya tingkat ketergantungan dari manusia yang tidak produktif terhadap manusia yang produktif. Indonesia telah mengadakan sensus sebanyak lima kali sejak tahun 1945 hingga tahun 2000. Perkembangan jumlah penduduk sejak sensus pertama hingga terakhir (2000) dapat dilihat pada tabel di samping. Saat ini, besarnya jumlah penduduk Indonesia menempati urutan pertama di antara negara-negara ASEAN, menempati urutan ke tiga di Benua Asia setelah RRC dan India, serta menempati urutan ke empat dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. 
Kenaikan jumlah penduduk di tiap negara tersebut secara otomatis memengaruhi banyaknya jumlah penduduk dunia. Kondisi ini merupakan bentuk dinamika penduduk dunia.

1 ) Dampak
Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak dari tahun ke tahun tentunya menimbulkan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi Indonesia. Beberapa dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk, antara lain:
a) meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial;
b) meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan dan peluang kerja;
c) meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing); serta
d) meningkatnya angka kriminalitas.

2 ) Upaya Penanggulangan
Berikut ini beberapa kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam upaya mengatasi masalah jumlah penduduk.

a) Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional, dengan cara memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan, mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis anggapan yang salah tentang anak.
b) Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta menetapkan tentang batas usia nikah.
c) Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.

b . Pertumbuhan Penduduk 
Seperti halnya negara-negara berkembang pada umumnya, negara kita senantiasa mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hal ini berarti Indonesia mengalami laju pertumbuhan penduduk. Namun, jika diperhatikan, laju pertumbuhan penduduk Indonesia 

dari periode ke periode cenderung mengalami penurunan.

       1 ) Dampak
Permasalahan kependudukan yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk memiliki kesamaan dengan permasalahan yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk.
      2 ) Upaya Penanggulangan
Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a) Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana.
b) Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
c) Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 9 tahun.

c . Persebaran/Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan penduduk Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduknya tinggal di Pulau Jawa yang hanya memiliki luas ± 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia. Secara umum, tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan sebagai perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang ditempati berdasarkan satuan luas tertentu. Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini.

            1) Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian

Kepadatan penduduk berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.
a) Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian.
b) Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk total 
(baik ataupun tidak) yang bermata pencaharian sebagai petani  dengan luas lahan pertanian.

2) Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik)

Kepadatan aritmatik merupakan perbandingan antara jumlah penduduk total (tanpa memandang mata pencaharian) dengan luas wilayah (baik lahan pertanian ataupun tidak). Untuk perhitungan kependudukan di Indonesia, kita menggunakan perhitungan kepadatan penduduk umum (aritmatik).

           3) Kepadatan Penduduk Ekonomi

Kepadatan penduduk ekonomi adalah besarnya jumlah penduduk pada suatu wilayah didasarkan atas kemampuan wilayah yang bersangkutan. Kepadatan penduduk di tiaptiap wilayah Indonesia tidaklah sama, hal ini tentu saja menimbulkan permasalahan kependudukan. Permasalahan ini terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana sosial, kesempatan kerja, stabilitas keamanan, serta pemerataan pembangunan. Kepadatan penduduk berdasarkan provinsi dan pulau dapat dilihat pada WWW.DATAST
ATISTIK-INDONESIA.COM

Tabel 2.5 Perbandingan Kepadatan Penduduk Indonesia Tiap Provinsi Tahun 1990 - 2005

Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui ada tidaknya gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk mengetahui pusat-pusat aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya. Informasi-informasi tersebut pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan di tiap-tiap daerah.

         1 ) Dampak
Pemusatan penduduk pada daerah tertentu (terutama di kawasan perkotaan dan pusat-pusat kegiatan) akan menimbulkan berbagai permasalahan kependudukan, antara lain:
a) munculnya kawasan-kawasan kumuh kota dengan rumah-rumah yang tidak layak huni.
b) sulitnya persaingan di dunia kerja, sehingga menyebabkan merebaknya sektor-sektor informal, seperti pedagang kaki lima, pengamen, dan sebagainya yang terkadang keberadaannya dapat mengganggu ketertiban;
c) turunnya kualitas lingkungan; serta
d) terganggunya stabilitas keamanan.

         2 ) Upaya Penanggulangannya

Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi dampak ketidakmerataan penduduk meliputi hal-hal berikut ini.
a) Melaksanakan program transmigrasi.
b) Melaksanakan program pemerataan pembangunan dengan cara mendistribusikan perusahaan atau industri di pinggir kota (dekat kawasan pedesaan) di pulau-pulau selain Pulau Jawa.
c) Melengkapi sarana dan prasarana sosial masyarakat hingga ke pelosok desa, sehingga pelayanan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat desa dapat dipenuhi sendiri dan dapat mencegah atau mengurangi arus urbanisasi.  

2.      Kualitas Penduduk

Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah masalah kependudukan dalam hal mutu kehidupan dan kemampuan sumber daya manusianya. Di Indonesia, masalah kualitas penduduk yang terjadi, antara lain, dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas sumber daya manusia, rendahnya taraf kesehatan sehingga kesemuanya itu pada akhirnya mengarah pada rendahnya pendapatan perkapita masyarakatnya. 

          a. Masalah Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong relatif rendah. Akan tetapi, tingkat pendidikan masyarakat tersebut senantiasa diupayakan untuk selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun. Perhatikan tabel berikut!


Hal-hal yang memengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di negara Indonesia, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
1) Kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan, sehingga mereka tidak perlu sekolah terlalu tinggi (khususnya untuk anak perempuan).
2) Rendahnya penerimaan pendapatan perkapita, sehingga orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya lebih lanjut atau bahkan tidak disekolahkan sama sekali.
3) Kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di pedesaan dan daerah-daerah terpencil.
4) Keterbatasan anggaran dan kemampuan pemerintah dalam mengusahakan program pendidikan yang terjangkau masyarakat.

         1 ) Dampak

Rendahnya tingkat pendidikan penduduk akan berdampak pada kemampuan penduduk tersebut dalam memahami dan menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Penduduk yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah memahami dan beradaptasi dalam menghadapi perkembangan zaman, sehingga mereka akan lebih produktif dan inovatif.

        2 ) Upaya Penanggulangan

Untuk menyikapi hal-hal tersebut, pemerintah telah mengambil beberapa upaya dalam memperluas dan meratakan kesempatan memperoleh pendidikan, diantaranya dengan jalan berikut ini.
a) Menggalakkan program wajib belajar 9 tahun.
b) Mendorong kesadaran masyarakat yang mampu atau badan-badan usaha untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak kurang mampu.
c) Menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi, khususnya bagi siswa berprestasi yang kurang mampu.
d) Membuka jalur-jalur pendidikan alternatif atau nonformal (seperti kursus-kursus keterampilan) sehingga dapat memperkaya kemampuan atau kualitas seseorang.
e) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana belajar mengajar hingga ke pelosok daerah.
Pengembangan sistem pendidikan nasional saat ini telah dipertegas dalam Undang-Undang No 2 Tahun 1989, sehingga diharapkan mampu mempertegas arah pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam upaya mencerdaskan bangsa.

               b . Masalah Kesehatan

Tingkat kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk suatu negara. Dalam hal ini, tingkat kesehatan dapat diindikasikan
dari angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, ketercukupan gizi makanan, dan usia harapan hidup.
   1) Angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi, meskipun terus menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 1971, angka kematian bayi mencapai 218 tiap 1.000 kelahiran, akan tetapi pada tahun 1990, angka kematian bayi telah menurun menjadi 8 tiap 1.000 kelahiran. Menurunnya angka kematian bayi ini didukung oleh meningkatnya derajat kesehatan dan gizi ibu. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap angka kematian ibu melahirkan yang cenderung menurun dari tahun ke tahun.
  2) Tingkat ketercukupan gizi masyarakat juga mulai meningkat. Saat ini, pemerintah melalui Departemen Kesehatan menetapkan standar ketercukupan gizi, yaitu 2.400 kalori/hari/kepala keluarga. Artinya, suatu keluarga dikatakan sejahtera jika mampu memenuhi angka ketercukupan kalori tersebut. 
  3) Angka harapan hidup adalah perkiraan rata-rata umur yang dapat dicapai penduduk suatu negara. Angka ini di Indonesia cenderung mengalami peningkatan, dari 45,73 tahun pada tahun 1971 menjadi 65,43 tahun pada tahun 2000. Akan tetapi, angka tersebut masih tergolong relatif rendah, karena negaranegara lain dapat mencapai 70 bahkan lebih dari 80 tahun.

              1 ) Dampak

Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat akan memunculkan serangkaian dampak yang berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia. Generasi yang tidak ketercukupan gizi tentu akan memiliki kondisi fisik dan psikis yang kurang bila dibandingkan dengan generasi yang terpenuhi gizinya. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh pada pola pikir, ketahanan belajar, dan kreatifitasnya.
2 ) Upaya Penanggulangan
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakatnya ditempuh melalui langkah-langkah, berikut ini.
a) Menjalin kerja sama dengan badan kesehatan dunia (WHO) dalam mengadakan program kesehatan, misalnya pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional, standarisasi obat dan makanan, serta peningkatan gizi masyarakat.
b) Melaksanakan program peningkatan kualitas lingkungan, baik dengan kemampuan sendiri ataupun melalui kerja sama dengan luar negeri (misalnya dengan menjalin kerja sama dengan badan pembangunan dunia/UNDP). Salah satu contoh program peningkatan kualitas lingkungan yang telah dan masih dilakukan adalah Kampoong Improvement Programme (KIP).
c) Menggiatkan program pemerataan kesehatan dengan cara melengkapi sarana dan prasarana kesehatan yang meliputi tenaga medis, obat-obatan, dan alat-alat penunjang medis lainnya hingga ke pelosok desa.
d) Menghimbau penggunaan dan penyediaan obat-obat generik bermutu sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat.
e) Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, misalnya melalui program asuransi kesehatan keluarga miskin (Askeskin) untuk keluarga miskin (prasejahtera).

            c . Rendahnya Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita adalah banyaknya pendapatan kotor nasional dalam satu tahun dibagi jumlah penduduk. Pendapatan perkapita mencerminkan tingkat kemakmuran suatu negara. Pendapatan perkapita negara Indonesia masih tergolong rendah, data tahun 2002 menyebutkan pendapatan perkapita Indonesia mencapai 2.800 dollar Amerika Serikat. Di antara negara-negara anggota ASEAN saja, Indonesia menempati urutan keenam setelah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Keadaan ini menggambarkan bahwa tingkat kehidupan masyarakat Indonesia masih didominasi masyarakat miskin atau masyarakat prasejahtera dengan tingkat penghasilan yang relatif rendah. Kondisi semacam ini dapat disebabkan keadaan sumber daya alam yang tidak merata di tiap daerah, ataupun karena ketidakseimbangan sumber daya manusia yang ada di tiap daerah.

            1 ) Dampak

Rendahnya pendapatan perkapita akan berdampak pada kelangsungan pelaksanaan pembangunan suatu negara. Beberapa rencana pembangunan akan sulit diwujudkan karena pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membiayai pelaksanaan pembangunan. Akibatnya keadaan negara menjadi statis, tidak berkembang karena tidak mengalami kemajuan.

            2 ) Upaya Penanggulangan

Untuk mengatasi rendahnya tingkat pendapatan penduduk, pemerintah telah melakukan beberapa langkah, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
a) Memberikan subsidi keluarga miskin melalui berbagai program sosial.
b) Memberi keringanan biaya pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat kurang mampu.
c) Meningkatkan standar upah buruh atau upah minimum kota.
d) Memberikan modal atau pinjaman lunak dan pelatihan kepada para pengusaha mikro dan pengusaha kecil agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang.
e) Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana sosial, misalnya penyediaan air bersih, WC umum, perbaikan lingkungan, ataupun sarana sanitasi lainnya.

Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keadaan penduduk sangat memengaruhi dinamika pembangunan dalam suatu negara. Hal ini dikarenakan penduduk merupakan titik sentral dari seluruh kebijakan dan program pembangunan yang sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah. Dengan kata lain, dalam konsep pembangunan, penduduk adalah subjek dan sekaligus objek pembangunan. Sebagai subjek pembangunan, manusia bertindak sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan. Adapun sebagai objek pembangunan, penduduk merupakan sasaran pembangunan. Permasalahan penduduk di Indonesia baik dari jumlah penduduk (kuantitas) maupun mutu (kualitas) merupakan suatu masalah yang dilematis dan kontradiktif. Di satu sisi jumlah penduduk yang besar merupakan modal dan potensi yang dapat meningkatkan produksi nasional apabila dapat dibina dan dikerahkan sebagai tenaga kerja yang efektif sehingga sangat menguntungkan bagi usaha pembangunan di segala bidang. Sebaliknya penduduk dengan mutu dan kualitas yang rendah yang tidak mampu bersaing karena minimnya kesempatan kerja yang tersedia, akan menjadi beban dan penghambat pembangunan. Oleh karena itu, sebagai subjek pembangunan, penduduk harus terus dibina dan dikembangkan sehingga mampu menjadi motor penggerak dan modal dasar pembangunan. Selain itu, pembangunan juga harus dikembangkan dengan memperhitungkan kondisi dan kemampuan penduduk sehingga penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan.

      2.      Macam Pertumbuhan Penduduk dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

1.     Macam-macam pertumbuhan penduduk

a.       Pertumbuhan Penduduk Alami

Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian. Pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini

Pa = L – M

Keterangan :
Pa = Pertumbuhan penduduk alami
L = Jumlah kelahiran
M = Jumlah kematian

b.      Pertumbuhan Penduduk Migrasi

Pertumbuhsn penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini.

Pm = I – E

Keterangan :
Pm = Pertumbuhan
penduduk migrasi
I = Jumlah migrasi
E = Jumlah emigrasi

c.       Pertumbuhan Penduduk Total

Pertumbuhan penduduk total adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran,kematian, dan migrasi. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat diitung dengan rumus berikut ini.

P = (L – M) + (I – E )

Keterangan :
P = Pertumbuhan
penduduk total
L = Jumlah kelahiran
M = Jumlah kematiaan
I = Jumlah imigrasi
E = Jumlah emgrasi

2.      Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan                 Penduduk

Pertumbuhan penduduk suatu negara secara umum dipengaruhi oleh faktor-faktor demografis(yang meliputi kelahiran, kematian dan migrasi) serta faktor nondemografi (seperti kesehatan dan tinggkat pendidikan). Berikut ini dibahas faktor-faktor demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian dan migrasi

A.      Kelahiran (Natalitas/Fertilitas)

Secara umum angka kelahiran
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

       1.      Angka kelahiran kasar ( Crude Birth Rate )
Angka kelahiran kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk.
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
CBR =  x 1000
Keterangan :
CBR     : Crude Birth Rate (Anka Kelahiran Kasar)
L          : Jumlah kelahiran selama 1 tahun
P          : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1000   : Konstanta
Keriterian angka kelahiran kasar (CBR) di bedakan menjadi tiga macam.
-                    CBR< 20, termasuk kriteria rendah
-                    CBR antara 20-30, termasuk kriteria sedang
-                    CBR > 30, termasuk kriteria tinggi

       2.      Angka kelahiran khusus ( Age Specific Birth Rate )
Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. ASBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
ASBR =  x 1000
Keterangan :
-        ASBR   : Angka kelahiran khusus
-        Li         : Jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
-        Pi         : Jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
-        1.000  : Konstanta

      3.      Angka kelahiran umum ( General Fertility Rate )
Anka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap 1000 wanita yang berusia 15-49 tahun dalam satu tahun.GFR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
GFR =    x 1.000
Keterangan :
GFR                 :  Angaka Kelahiran Umum
L                      : Jumlah kelahiran selama 1 tahun
W(15-49)       : Jumlah penduduk wanita yang berusia 15-49 tahun pada pertengahan tahun
1000               : Konstanta

B.      Angka Kematian (Mortalitas)
Angka kematian dibedakan menjadi 3 yaitu:
       1.      Angka kematian kasar ( Crude Death Rate )
Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. CBR dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini
CDR =  x 1.000
Keterangan :
ASDR  : Angka kematian kasar
M         :  Jumlah kematian selama satu tahun
P          : Jumlah penduduk pertengahan tahun
1.000  : Konstanta
Keriterian angka kematian kasar (CDR) di bedakan menjadi tiga macam.
-        CDR< 10, termasuk kriteria rendah
-        CDR antara 10-20, termasuk kriteria sedang
-        CDR > 20, termasuk kriteria tinggi

       2.      Angka kematian khusus ( Age Specific Death Rate )
Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. ASDR dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini
ASDR =  x 1.000
Keterangan :
ASDR  : Angka kematian khusus
Mi        : Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
Pi         : Jumlah penduduk pada kelompok tertentu
1000   : Konstanta

      3.      Angka kematian bayi ( Infant Mortality Rate )
Anka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi(anak yang umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu tahun. IMR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
IMR  =  x 1.000
Keterangan :
Keriterian angka kematian bayi di bedakan menjadi berikut ini
-       IMR< 75, termasuk kriteria rendah
-        IMR antara 35-75, termasuk kriteria sedang
-        IMR antara 75-125, termasuk kriteria tinggi
-        IMR > 125 , termasuk kriteria sangat tinggi

C.      Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk.
1.             Migrasi Keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah meuju wilayah lain dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2.             Migrasi Masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilaya dengan tujuan menetap di wilayah tujuan.

       3.    Jenis-jenis Migrasi dan Faktor penyebabnya

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat permanen dan ada pula yang bersifat non permanen. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di lokasi geografis yang berbeda dengan tujuan menetap. Berdasarkan jangkauan kepindahannya, migrasi dapat dibedakan menjadi migrasi lokal atau nasional dan migrasi internasional

1.      Migrasi Lokal/Nasional

Migrasi lokal/nasional adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam satu negara. Bentuk-bentuk migrasi lokal dapat dibedakan, menjadi berikut ini.

a.       Sirkulasi

Sirkulasi merupakan bentuk perpindahan penduduk tidak menetap, namun ada juga yang menetap atau tinggal untuk sementara waktu di daerah tujuan. Berdasarkan intensitas waktunya, sirkulasi dapat dibedakan menjadi sirkulasi harian, mingguan, atau bulanan.

b.      Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam satu pulau. Urbanisasi pada umumnya bersifat menetap, sehingga dapat memengaruhi jumlah penduduk kota yang dituju ataupun jumlah penduduk di desa yang ditinggalkan.

c.       Ruralisasi

Ruralisasi adalah kebalikan dari urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa. Ruralisasi pada umumnya banyak dilakukan oleh mereka yang dulu pernah melakukan urbanisasi, namun banyak juga pelaku ruralisasi yang merupakan orang kota asli.

d.      Transmigrasi

Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari daerah atau pulau yang padat penduduknya ke daerah (pulau) yang berpenduduk jarang. Pelaku transmigrasi disebut dengan transmigran. Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi dapat dibedakan, menjadi
1.   Transmigrasi umum
2.   Transmigrasi spontan
3.   Transmigrasi sektoral
4.   Transmigrasi bedol desa

2.           Migrasi Internasional

Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk antarnegara. Migrasi internasional terjadi karena beberapa hal, antara lain, karena terjadi peperangan, bencana alam, atau untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Migrasi internasional dapat dibedakan menjadi dua :

a.       imigrasi masuknya penduduk dari luar negeri ke dalam negeri untuk tujuan menetap. Pelaku imigrasi disebut dengan imigran.
b.      Emigrasi yaitu perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri untuk tujuan menetap. Pelaku emigrasi disebut dengan emigran.

        4.    Dampak-Dampak Migrasi dan Upaya Penanggulangannya

1.      Sirkulasi

             A.      Dampak Positif Sirkulasi
1)      Terjadi penyerapan tenaga kerja dari luar daerah.
2) Memperoleh tenaga kerja dengan upah yang relatif lebih murah.
3) Adanya arus para penglaju dapat meningkatkan sarana dan prasarana transportasi.
4) Terjadi pemerataan pendapatan.

B. Dampak Negatif Sirkulasi

1) Menimbulkan kenaikan volume lalu lintas dan angkutan pada jam-jam atau hari-hari tertentu, misalnya di pagi dan sore hari atau pada awal pekan dan akhir pekan.
2) Mengurangi peluang kerja bagi masyarakat atau penduduk asli.
3) Beban kota atau daerah yang didatangi semakin berat karena terjadinya kenaikan jumlah penduduk (khususnya di siang hari) sehingga kota atau daerah tersebut terasa lebih padat.

2.       Urbanisasi

             A.      Dampak Positif Urbanisasi

1) Mengurangi angka pengangguran di daerah pedesaan.
2) Masyarakat desa yang bekerja di kota dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
3) Para pelaku urbanisasi dapat menularkan pengalaman kerjanya di desa, misalnya dengan membuka usaha sendiri di desanya.

            B.      Dampak Negatif Urbanisasi

1) Desa kehilangan tenaga kerja, khususnya generasi muda sebagai tenaga penggerak pembangunan.
2) Peluang kerja di kota menjadi semakin sempit karena sebagian telah diisi oleh tenaga kerja dari luar daerah.
3) Merebaknya kawasan-kawasan kumuh di kota.
4) Meningkatkan kesenjangan sosial masyarakat kota.
5) Merebaknya sektor-sektor informal, seperti PKL, yang dapat mengurangi keindahan kota.
6) Peningkatan jumlah penduduk di kota menuntut penyediaan sarana dan prasarana sosial.
7) Meningkatkan angka kriminalitas di kota karena dampak pengangguran.

3.         Transmigrasi

           A.      Dampak Positif Transmigrasi

1) Memeratakan kepadatan penduduk.
2) Meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan masyarakat.
3) Merangsang pembangunan di daerah baru.
4) Memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa melalui pembauran antarsuku bangsa.

           B.       Dampak Negatif Transmigrasi

1) Berkurangnya areal hutan untuk lahan permukiman.
2) Terganggunya habitat hewan liar di daerah tujuan transmigrasi.
3) Pada beberapa kasus, pelaksanaan transmigrasi terkadang menimbulkan kecemburuan sosial antara penduduk asli dengan para pendatang.

        
                  Bab III PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dialami oleh setiap negara di dunia, yaitu secara garis besar dapat dibedakan menjadi masalah yang berkaitan dengan kuantitas penduduk dan masalah yang berkaitan dengan kualitas penduduk.

B.    Saran

Permasalahan kependudukan di Indonesia sangatlah ko,pleks baik masalah-masalah yang berkaitan dengan kuantitas penduduk maupun masalah-masalah yang berkaitan dengan kualitas penduduk. Sejauh ini pemerintah kita sudah berupaya untuk mengatasi berbagai masalah tersebut meskipun belum sepenuhnya berasil dengan maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut kita sebagai generasi muda yang merupakan bagian dari penduduk Indonesia hendaknya terus mengasah diri agar kelak tidak menjadi beban negara tetapi dapat menjadi bagian dari sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu menjadi motor penggerak pembangunan.

No comments:

Post a Comment

SUKU BUNGA

Pegertian Bunga Bank Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kep...